Beranda | Artikel
Doa Nabi Musa Agar Dapat Jodoh, Makanan dan Tempat Tinggal – Syaikh Saad al-Khatslan #NasehatUlama
Kamis, 22 Agustus 2024

Di sini Saudara Khalid bertanya tentang syariat berdoa setelah seseorang melakukan amal saleh: ROBBI INNII LIMAA ANZALTA ILAYYA MIN KHOIRIN FAQIIR
(Ya Tuhanku, sungguh aku sangat memerlukan terhadap kebaikan yang Engkau turunkan padaku). (QS. Al-Qashash: 24)

Apakah ini dibolehkan atau tidak?

Tidak mengapa melakukan itu, karena doa bukan hal yang paten. Setiap Muslim boleh berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla meminta kebaikan dunia dan akhirat yang dia inginkan, baik itu dengan doa yang ada riwayatnya atau doa lainnya.

Kebutuhan manusia berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Jika dia membaca doa seperti ini dan menganggapnya sesuai dengan dirinya (maka tidak mengapa). Meskipun doa ini berasal dari Nabi Musa ‘alaihis shalatu wassalam, tapi tidak ada yang menghalangi seorang muslim untuk membacanya.

ROBBI INNII LIMAA ANZALTA ILAYYA MIN KHOIRIN FAQIIR (Ya Tuhanku, sungguh aku sangat memerlukan terhadap kebaikan yang Engkau turunkan padaku). (QS. Al-Qashash: 24) Baik itu dibaca setelah melakukan amal saleh atau tidak. Ini termasuk doa yang agung, dan dibaca oleh Nabi Musa ‘alaihis shalatu wassalam setelah membantu dua wanita mengambil air minum untuk ternak mereka. Ketika itu beliau dikejar oleh pasukan Fir’aun. Beliau ketika itu berada di suatu daerah tanpa punya makanan. Beliau datang ke tempat itu dalam keadaan lapar, tanpa memiliki makanan, minuman, dan rumah, serta dalam keadaan takut. Lalu beliau berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan doa ini:
ROBBI INNII LIMAA ANZALTA ILAYYA MIN KHOIRIN FAQIIR.

Hingga terpenuhilah bagi beliau makanan, minuman, istri, dan tempat tinggal. Salah seorang wanita itu mendatanginya dan berkata, “Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk membalas budi, sebagai imbalan atas kebaikanmu memberi minum ternak kami.” (QS. Al-Qashash: 25) Ketika Nabi Musa menemuinya, beliau menceritakan kisahnya. Lalu ayah wanita itu berkata, “Jangan takut, kamu sudah selamat dari kaum yang zalim.” Beliau sudah aman sekarang. Lalu ayah wanita itu berkata, “Aku ingin menikahkanmu dengan salah seorang putriku ini.” Nabi Musa pun menikahi salah seorang putrinya. Di sini beliau mendapat istri. Beliau tinggal bersama mereka untuk menggembala kambing selama 10 tahun. Nabi Musa mendapatkan makanan, minuman, tempat tinggal, istri, dan keamanan. Semua ini berkat satu doa yang dipanjatkan oleh Nabi Musa ‘alaihis shalatu wassalam. Beliau berdoa:
ROBBI INNII LIMAA ANZALTA ILAYYA MIN KHOIRIN FAQIIR
(QS. Al-Qashash: 24)

Ini adalah doa yang agung. Tidak mengapa seorang muslim berdoa kepada Tuhannya dengan doa ini, dan terus mengulangi doa ini kepada Allah Ta’ala serta banyak membacanya.

Begitu juga doa yang Allah ‘Azza wa Jalla sebutkan dari doa Nabi Musa ‘alaihissalam: WAHLUL ‘UQDATAM MIL LISAANII (Lepaskanlah kekakuan pada lisanku). Ia bertanya, “Apakah disyariatkan juga membaca doa ini?” Ya. Orang yang punya kekakuan pada lisannya tidak mengapa untuk membaca doa ini. Karena doa yang paling utama adalah doa para Nabi ‘alaihimus shalatu wassalam. Jika dia punya kekakuan dan kekeluan pada lisannya, atau kegagapan, dan lain sebagainya, maka ini adalah doa terbaik yang dapat dia baca.

====

هُنَا الْأَخُ خَالِدٌ يَسْأَلُ عَنْ مَشْرُوعِيَّةِ أَنْ يَدْعُوَ الْإِنْسَانُ بَعْدَ فِعْلِ عَمَلٍ صَالِحٍ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

هَلْ يَجُوزُ ذَلِكَ أَوْ لَا؟

لَا بَأْسَ بِذَلِكَ الدُّعَاءُ لَيْسَ تَوْقِيفِيًّا لِلْمُسْلِمِ أَنْ يَدْعُوَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ بِمَا يَحْضُرُهُ مِنْ خَيْرَيِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ مِنَ الْأَدْعِيَةِ الْمَأْثُورَةِ وَمِنْ غَيْرِهَا

وَحَوَائِجُ النَّاسِ تَخْتَلِفُ مِنْ إِنْسَانٍ لِآخَرَ وَإِذَا أَتَى بِمِثْلِ هَذَا الدُّعَاءِ وَنَزَّلَهُ عَلَى نَفْسِهِ وَإِنْ كَانَ هُوَ وَرَدَ عَنْ مُوسَى عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ لَكِنْ لَا يَمْنَعُ مِنْ أَنَّهُ يَدْعُو بِهِ الْمُسْلِمُ

رَبِّ إِنِّي لَمَّا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ سَوَاءٌ كَانَ بَعْدَ عَمَلٍ صَالِحٍ أَوْ لَمْ يَكُنْ فَهَذَا مِنَ الْأَدْعِيَةِ الْعَظِيمَةِ وَقَدْ دَعَا بِهِ نَبِيُّ اللَّهِ مُوسَى عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ لَمَّا سَقَى لِلْمَرْأَتَيْنِ وَكَانَ قَدْ لَحِقَهُ آلُ فِرْعَوْنَ وَكَانَ فِي مَكَانٍ لَيْسَ عِنْدَهُ فِيهِ طَعَامٌ يَعْنِي أَتَى جَائِعًا لَيْسَ مَعَهُ طَعَامٌ وَلَا شَرَابٌ وَلَا بَيْتٌ وَخَائِفٌ فَدَعَا اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ بِهَذِهِ الدَّعْوَةِ رَبِّ إِنِّي لَمَّا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

فَتَوَفَّرَ لَهُ الطَّعَامُ وَالشَّرَابُ وَالزَّوْجَةُ وَالْمَسْكَنُ أَتَتْهُ إِحْدَى الْفَتَاتَيْنِ وَقَالَتْ إِنَّ أَبِي يَدْعُوْكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا فَلَمَّا أَتَاهُ قَصَّ عَلَيْهِ الْقَصَصَ قَالَ لَا تَخَفْ نَجَوْتَ مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ أَتَاهُ الْأَمْنُ الْآنَ ثُمَّ قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنْكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ هَاتَيْنِ تَزَوَّجَ إِحْدَى بَنَاتِهِ هَذِهِ الزَّوْجَةُ وَبَقِيَ عِنْدَهُمْ يَرْعَى الْغَنَمَ عَشَرَ سِنِينَ وَأَتَاهُ الطَّعَامُ وَالشَّرَابُ وَالسَّكَنُ وَالزَّوْجَةُ وَالْأَمْنُ وَكُلُّ هَذَا بِسَبَبِ دَعْوَةٍ دَعَاهَا مُوسَى عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ قَالَ رَبِّ إِنِّي لَمَّا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

فَهَذَا الدُّعَاءُ دُعَاءٌ عَظِيمٌ لَا بَأْسَ أَنْ يَدْعُوَ الْمُسْلِمُ بِهِ رَبَّهُ وَأَنْ يُكَرِّرَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى هَذَا الدُّعَاءَ وَأَنْ يُكْثِرَ مِنْهُ

أَيْضًا مَا ذَكَرَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ دُعَاءِ مُوسَى أَيْضًا عَلَيْهِ السَّلَامُ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَقُولُ هَلْ يُشْرَعُ الدُّعَاءُ بِهِ أَيْضًا؟ نَعَمْ مَنْ كَانَ عِنْدَهُ عُقْدَةٌ فِي لِسَانِهِ لَا بَأْسَ أَنْ يَدْعُوَ بِهَذَا الدُّعَاءِ فَإِنَّ أَفْضَلَ الدَّعَوَاتِ دَعَوَاتُ الْأَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ إِذَا كَانَ عِنْدَهُ حَبْسَةٌ مَثَلًا أَوْ عُقْدَةٌ فِي لِسَانِهِ وَتَأْتَأَةٌ أَوْ نَحْوُ ذَلِكَ فَهَذَا أَفْضَلُ مَا يَدْعُو بِهِ


Artikel asli: https://nasehat.net/doa-nabi-musa-agar-dapat-jodoh-makanan-dan-tempat-tinggal-syaikh-saad-al-khatslan-nasehatulama/